4 September 2012

Allah Maha Mengetahui Niatmu,Saudaraku!

oleh Ustadz Abu Nasim Mukhtar “iben” Rifai
Dari Abu Hurairah,Rasulullah bersabda,”Ada seseorang mengatakan,”Sungguh aku akan memberikan sedekah”. Di malam hari, ia keluar membawa sedekah dan memberikannya kepada seorang pencuri (tanpa diketahui). Pagi harinya, orang-orang membicarakan,”Tadi malam,ada seorang pencuri mendapat sedekah”. Orang itu mengatakan,”Ya Allah,hanya kepada Mu segala pujian. Sungguh aku akan memberikan sedekah lagi”.

Di malam hari berikutnya,ia keluar membawa sedekah dan memberikannya kepada seorang wanita pelacur (tanpa diketahuinya). Pagi harinya,orang-orang membicarkan,”Tadi malam,ada seorang wanita pelacur mendapat sedekah”.Orang itu mengatakan,”Ya Allah,hanya kepada Mu segala pujian. Sungguh aku akan memberikan sedekah lagi”.

Di malam hari ketiga,ia keluar membawa sedekah dan memberikannya kepada salah satu orang kaya (tanpa diketahui).Pagi harinya,orang-orang membicarakan,”Tadi malam,ada orang kaya mendapat sedekah”.Orang itu mengatakan,”Ya Allah,hanya kepada Mu segala pujian. Untuk seorang pencuri,seorang pelacur dan orang kaya”.

Lalu orang itu didatangi dan dikatakan kepadanya,”Adapun sedekah yang engkau berikan kepada si pencuri,mudah-mudahan dengan harta itu ia dapat menahan diri dari perbuatan mencuri. Adapun si pelacur,mudah-mudahan dengan harta itu ia kan menahan diri dari perbuatan zina. Adapun orang kaya,barangkali ia dapat mengambil pelajaran sehingga ia pun mau berinfak dari harta yang Allah berikan”

Hadits riwayat Bukhari ( 1421 ) Muslim (1022 )

Pembaca..

Telah diketahui,sedekah hanyalah diberikan kepada fakir dan miskin. Orang tersebut menyerahkan sedekah kepada seorang pencuri tanpa sepengetahuannya, jika dia seorang pencuri.Esok harinya,orang-orang ramai membicarakan tentang seorang pencuri yang mendapat sedekah. Seorang pencuri,semestinya dihukum dan tidak diberi harta.Orang itu malah mengatakan,”Alhamdulillah”.Ia memuji Allah karena Allah selalu dipuji dalam setiap kondisi.

Lalu,orang itu tetap berkeinginan untuk bersedekah di malam harinya.Tetapi,sedekah berikutnya justru jatuh di tangan seorang pelacur. Paginya,orang-orang kembali dihebohkan dengan berita, seorang wanita pelacur mendapat sedekah tadi malam.Hal ini tidak dapat diterima oleh akal dan fitrah. Namun,orang itu tetap mengucapkan,”Alhamdulillah”.

Kemudian,orang itu masih juga ingin mengeluarkan sedekah.Seakan-akan dia menilai sedekahnya yang pertama dan kedua tidak diterima.Tetapi,sedekahnya malah diterima oleh orang kaya.Orang kaya tidak termasuk golongan yang berhak menerima sedekah.Mereka hanya dapat menerima hadiah dan hibah atau semisalnya. Pagi harinya,orang-orang terheran-heran ; semalam,ada orang kaya mendapat sedekah. Namun,orang itu tetap mengucapkan,”Alhamdulillah,meskipun diterima seorang pencuri, pelacur dan orang kaya”. Padahal yang ia harapkan, sedekah itu diterima orang fakir,yang menjaga kehormatan diri dan suci. Dan,keputusan Allah telah ditaqdirkan.

Kepada orang itu dikatakan,”Sesungguhnya,sedekahmu diterima”. Karena dia ikhlas dalam bersedekah dan berniat baik,namun tidak terkabul.

Si pencuri,mudah-mudahan akan menahan diri dari perbuatan mencuri dengan harta sedekah tersebut. Mungkin saja ia sadar dan berkata,”Harta ini telah memberikan kecukupan”

Si pelacur,mudah-mudahan ia pun dapat menahan diri dari perbuatan zina. Seringnya tujuan berzina adalah mencari harta,wal iyadzu billah.

Orang kaya,mudah-mudahan ia bisa terketuk hatinya lalu berinfak dari harta yang ia miliki.

Demikianlah niat yang baik. Niat yang baik dan tulus selalu membawa kebaikan. Hadits ini sebagai dalil ; seseorang yang berniat baik dan telah berusaha namun akhirnya salah, tetap dicatatkan amal kebaikan untuknya. Oleh sebab itu,ulama’ mengatakan : Jika seseorang menyerahkan zakat kepada orang yang ia sangka berhak, ternyata di kemudian waktu terbukti bila orang tersebut tidak berhak,maka zakat tersebut tetap dihukumi sah.

Didalam hadits ini terdapat ibrah lain ;1.Keutamaan sedekah secara ikhlas dan diam-diam. Betapa mahal arti sebuah keikhlasan. Manusia dicipta dengan wataknya yang senang dipuji,tidak ingin dibenci. Tanpa ajaran keikhlasan,seorang hamba akan berbuat untuk selain Allah. Ingin dilihat dan diperhatikan orang banyak. Didengar dan diperbincangkan khalayak ramai. Sungguh berat menjaga agar ibadah selamat dari riya’. Yusuf bin Al Husain berkata,”Tugas terberat di dunia adalah sikap ikhlas. Betapa seringnya aku berusaha untuk menghilangkan riya’ dari hati,seolah-olah ia muncul kembali dengan warna yang lain”

Islam menganjurkan ,dalam beramal hendaknya menjaga niat yang tulus dalam mengharap ridho Allah.Sampai-sampai digambarkan oleh Rasulullah ; ia berinfak menggunakan tangan kanannya,sementara tangan kirinya tidak mengetahui.Apalagi orang lain.

Hal ini ditunjukkan dengan perbuatan orang tersebut yang memberikan sedekah di malam hari,agar tidak diketahui orang.2. Dianjurkan untuk mengulangi sedekah jika tidak tepat orang.Hal ini mengajarkan untuk kita ; bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam beramal.Selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik,senantiasa mewujudkan ibadah yang berkualitas.Tidak merasa puas dengan sedikitnya amalan yang telah dikerjakan.

Allah berfirman,

( لَن تّنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنفِقُوا مِن شَىْءٍ فَإِنَّ اللهَ بِهِ عَلِيمٌ )

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (QS. 3:92)3. Hukum diberikan sesuai bentuk lahiriyah sampai diketahui keadaan sesungguhnya. Seseorang yang menampakkan kebaikan,ia disikapi dengan baik juga. Orang lain yang menunjukkan kejahatan,ia disikapi sesuai dengan perbuatannya.

Umar bin Khattab berkata, ”Sesungguhnya orang-orang di masa Rasulullah dinilai dengan wahyu. Dan wahyu telah terputus. Sekarang, kami menilai kalian dengan bentuk lahir dari amalan. Barangsiapa menampakkan kebaikan, kami memberikan kepercayaan dan kedekatan untuknya. Tidak ada urusan kami dengan apa yang dia sembunyikan. Allah yang akan menghisab apa yang dia rahasiakan. Barangsiapa menampakkan keburukan,kami tidak akan memberikan amanah dan kepercayaan untuknya. Meskipun dia mengatakan,”Apa yang dia rahasiakan adalah kebaikan”. Hadits riwayat Bukhari (2498)4.Berkah dari sikap menerima dan ridha.Demikianlah sikap seorang muslim dalam menghadapi setiap ketentuan Allah.Ia selalu memilih bersikap sabar dan ridha.Tidak mengeluh,bukannya tidak menerima.

Ummu Salamah pernah mendengar Rasulullah bersabda,”Tidak ada seorang muslim yang tertimpa musibah lalu berdoa sesuai perintah Allah,”Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Ya Allah,berikanlah pahala untukku pada musibah ini dan berilah ganti dengan lebih baik” kecuali pasti Allah akan memberikan untuknya pengganti yang lebih baik”

Pada saat Abu Salamah,suaminya,meninggal dunia,Ummau Slamah berkata,”Siapakah dari kaum muslimin yang lebih baik dari Abu Salamah.Keluarga pertama yang berhijrah kepada Rasulullah”.Kemudian aku mengucapkan doa tersebut. Dan Allah memberikan untukku Rasulullah sebagai pengganti.Hadits riwayat Muslim (1525)

http://www.salafy.or.id/aqidah/allah-maha-mengetahui-niatmusaudaraku/

1 komentar: